Judul Buku : Hooked: How to Build Habit-Forming Products
Penulis : Nir Eyal
Tahun Terbit : 2014
Genre : Bisnis, Teknologi, Psikologi Perilaku, Product Design
Dalam dunia digital yang penuh gangguan dan persaingan ketat, bagaimana beberapa produk seperti Facebook, Instagram, WhatsApp, atau TikTok bisa membuat pengguna terus kembali?
Jawabannya ada dalam buku Hooked: How to Build Habit-Forming Products, karya Nir Eyal; seorang penulis, dosen, dan mantan praktisi teknologi.
Eyal mengembangkan kerangka kerja yang disebut “The Hook Model”, sebuah siklus psikologis yang menjelaskan bagaimana produk bisa membentuk kebiasaan pengguna secara alami, tanpa paksaan iklan besar atau manipulasi ekstrem.
Buku ini sangat relevan untuk:
- Pengembang produk digital.
- Pebisnis online.
- Startup founder.
- Pemasar.
- Siapa pun yang ingin memahami mengapa kita terus-menerus membuka aplikasi tertentu tanpa sadar.
Produk yang hebat tidak hanya berguna. Mereka menciptakan kebiasaan.
💡 Poin Utama Buku
1. Membangun Produk yang Bikin Kebiasaan
Nir Eyal menyatakan bahwa produk yang sukses secara emosional dan komersial adalah yang mampu membentuk kebiasaan pengguna.
Ini bukan tentang memaksa pengguna. Tapi tentang menciptakan pengalaman yang membuat mereka kembali sendiri.
Kita tidak memilih untuk membuka media sosial setiap pagi. Itu sudah menjadi refleks.
2. Empat Tahap The Hook Model
Eyal memperkenalkan The Hook, model pembentukan kebiasaan digital berbasis empat tahap:
Tahap | Deskripsi |
---|---|
1. Trigger (Pemicu) | Informasi atau notifikasi yang memicu tindakan → bisa eksternal (notifikasi) atau internal (emosi atau kebiasaan lama). |
2. Action (Aksi) | Tindakan sederhana yang dilakukan oleh pengguna → seperti mengetuk, menggeser, atau mengetik. |
3. Variable Reward (Hadiah Berubah-Ubah) | Pengguna tidak tahu hadiah apa yang akan didapat → rasa penasaran meningkatkan engagement. |
4. Investment (Investasi Pengguna) | Pengguna memberikan sesuatu (waktu, data, usaha) → semakin banyak investasi, semakin kuat hubungan dengan produk. |
Model ini tidak hanya bekerja pada aplikasi digital. Ia juga bisa diterapkan pada layanan fisik, pendidikan, atau bahkan perubahan diri.”
3. Triggers: Internal vs External
Eyal menyebut dua jenis pemicu utama:
Jenis Triggers | Penjelasan |
---|---|
External Triggers | Pemicu dari luar → email, notifikasi, iklan, kata-kata ajakan. |
Internal Triggers | Pemicu dari dalam → emosi negatif seperti kesepian, kebosanan, stres, atau kebutuhan akan informasi. |
Yang membuat produk benar-benar adiktif adalah saat pengguna mulai menggunakan produk sebagai jawaban atas emosi mereka.
4. Variable Rewards: Menggunakan Dopamin Secara Efektif
Salah satu prinsip penting adalah variable rewards, yaitu hadiah yang tidak selalu sama, sehingga otak tetap tertarik.
Contoh:
- Scroll media sosial dan melihat postingan baru.
- Membuka YouTube dan menemukan rekomendasi video.
- Mengecek notifikasi WhatsApp atau pesan baru.
Variasi dalam reward membuat otak lebih tertarik daripada hadiah yang selalu sama.
5. Investment Stage: Semakin Banyak Usaha, Semakin Kuat Hubungan
Semakin banyak waktu, usaha, atau data yang pengguna berikan, maka:
- Semakin besar kemungkinan mereka akan kembali.
- Semakin kuat hubungan emosional dengan produk.
- Semakin tinggi nilai produk tersebut bagi mereka.
Contoh:
- Penggunaan media sosial meningkat karena jaringan pertemanan bertambah.
- Aplikasi note-taking lebih bernilai karena data pengguna tersimpan.
- Game online lebih adiktif karena progres karakter tidak mau hilang.
Orang tidak suka membuang-buang usaha. Itu sebabnya mereka tetap menggunakan produk Anda.
6. Ethics of Hook Model: Gunakan dengan Bijak
Eyal menekankan bahwa model ini bisa digunakan untuk tujuan baik maupun buruk. Ia menyarankan agar para pembuat produk bertanya:
Apakah produk ini membantu orang hidup lebih baik? Atau apakah ini hanya menciptakan kecanduan?
Ia percaya bahwa:
- Jika produk itu membantu hidup pengguna, maka hook model adalah alat yang sah.
- Jika produk itu merugikan, maka penggunaan model ini adalah bentuk manipulasi.
🧩 Empat Langkah Praktis Membangun Produk yang Bikin Kebiasaan
Step 1: Bangun Trigger yang Selaras dengan Emosi Pengguna
- Cari tahu emosi atau kebiasaan yang memicu penggunaan produk.
- Gunakan trigger eksternal yang selaras dengan emosi tersebut.
Contoh: Email reminder “Your daily goal is waiting!” untuk aplikasi meditasi.
Step 2: Sederhanakan Aksi
- Kurangi hambatan antara trigger dan aksi.
- Buat proses sedekat mungkin dengan kebiasaan otomatis.
Semakin mudah aksi, semakin besar peluang kebiasaan terbentuk.
Step 3: Gunakan Hadiah Variabel yang Relevan
- Tidak semua hadiah harus besar. Yang penting adalah kejutan yang selaras dengan kebutuhan pengguna.
- Misalnya: konten baru, interaksi sosial, atau pencapaian personal.
Ketidakpastian positif lebih kuat daripada hadiah pasti.
Step 4: Dorong Investasi Pengguna
- Biarkan pengguna menyimpan data, membangun profil, atau menyesuaikan pengalaman mereka.
- Ini akan meningkatkan nilai produk secara personal.
Semakin banyak pengguna berinvestasi, semakin sulit mereka meninggalkan produk.
📌 Studi Kasus Nyata
Kasus 1: Instagram
- Trigger : Rasa bosan, takut ketinggalan informasi (FOMO).
- Action : Membuka aplikasi dan scroll feed.
- Variable Reward : Foto, stories, atau likes yang berbeda setiap hari.
- Investment : Upload foto, bangun followers, dan eksistensi digital.
Hasil: Pengguna kembali berkali-kali tanpa sadar.
Kasus 2: Duolingo (Belajar Bahasa Online)
- Trigger : Alarm harian atau rasa ingin belajar.
- Action : Buka aplikasi dan mulai latihan.
- Variable Reward : Soal-soal yang berbeda tiap hari.
- Investment : Progres belajar tersimpan, level naik, dan badge dikumpulkan.
Hasil: Pengguna tetap aktif karena tidak ingin kehilangan progres.
Kasus 3: Tokopedia (E-commerce Indonesia)
- Trigger : Rasa butuh barang, promo, atau notifikasi diskon.
- Action : Membuka aplikasi dan mencari produk.
- Variable Reward : Ada produk baru, ulasan konsumen, atau rekomendasi yang menarik.
- Investment : Wishlist, riwayat pembelian, dan akun yang sudah terverifikasi.
Hasil: Pengguna loyal karena sudah nyaman dan berinvestasi waktu.
📊 Perbandingan: Produk Biasa vs Produk yang Bikin Kebiasaan
Aspek | Produk Biasa | Produk yang Bikin Kebiasaan |
---|---|---|
Trigger | Jarang muncul atau tidak efektif. | Terintegrasi dengan emosi pengguna. |
Action | Butuh usaha besar. | Sangat mudah diakses dan dilakukan. |
Reward | Pasti dan monoton. | Beragam dan memicu rasa penasaran. |
Investasi Pengguna | Minimal. | Tinggi → profil, data, atau progres tersimpan. |
Retensi Pengguna | Rendah. | Tinggi. |
Contoh | Situs web statis. | Media sosial, marketplace, aplikasi habit-forming. |
📋 Template Checklist: Apakah Produk Kami Bikin Kebiasaan?
Gunakan checklist ini untuk mengevaluasi apakah produk atau layanan Anda bisa membentuk kebiasaan pengguna:
✅ Apakah kami punya trigger yang selaras dengan emosi pengguna?
✅ Apakah aksi pengguna sangat mudah dilakukan?
✅ Apakah pengguna mendapat hadiah yang berbeda setiap kali?
✅ Apakah pengguna berinvestasi dalam bentuk data, waktu, atau progres?
✅ Apakah produk kami menyentuh emosi atau kebutuhan dasar pengguna?
Kalau jawaban Anda “Ya” untuk sebagian besar pertanyaan di atas, maka produk Anda memiliki potensi membentuk kebiasaan pengguna.
🧠 Refleksi
Hooked bukan hanya buku tentang cara membuat pengguna terus kembali. Ini adalah panduan tentang bagaimana membangun produk yang benar-benar bernilai bagi pengguna, dan mengubah penggunaan menjadi kebiasaan alami.
Nir Eyal menunjukkan bahwa:
- Kebiasaan pengguna tidak dibangun dengan iklan besar.
- Tapi dengan pengalaman yang selaras dengan emosi dan kebutuhan mereka.
Produk yang hebat tidak hanya berguna. Ia menciptakan kebiasaan tanpa dipaksa.
🎯 Pesan untuk Pembaca
Jika Anda ingin produk Anda digunakan berulang-ulang, buatlah sistem yang membuat pengguna kembali tanpa dipaksa.
Gunakan The Hook Model untuk:
- Membangun produk yang lebih adiktif secara positif.
- Meningkatkan retensi pengguna.
- Menyelaraskan produk dengan emosi pengguna.
📌 Siapa yang Perlu Membaca Buku Ini?
- Pembuat produk digital (app developer, startup founder).
- Marketer yang ingin meningkatkan engagement pengguna.
- Desainer UX/UI yang ingin memahami pola pikir pengguna.
- Individu yang tertarik pada psikologi perilaku dan kebiasaan.
❓ FAQ (Frequently Asked Questions)
Q1: Apakah model Hook bisa diterapkan di bisnis offline?
A: Ya. Meskipun fokus buku ini pada produk digital, prinsip Hook bisa diterapkan pada bisnis fisik, seperti:
- Restoran favorit yang membuat pengguna kembali karena rasa penasaran.
- Program loyalitas dengan hadiah acak.
- Toko langganan yang menyimpan preferensi pelanggan.
Q2: Bagaimana saya bisa mengukur apakah produk saya bikin kebiasaan?
A: Salah satu metriknya adalah habit formation score :
- Seberapa sering pengguna kembali ke produk Anda?
- Apakah mereka merasa kehilangan jika tidak menggunakannya?
Q3: Apakah Hooked cocok untuk edukasi atau aplikasi produktivitas?
A: Tentu. Aplikasi seperti Todoist, Forest, atau Headspace menggunakan prinsip Hook untuk meningkatkan kebiasaan pengguna.
Q4: Apakah Hooked mengajarkan cara membuat kecanduan?
A: Buku ini menjelaskan mekanisme psikologis di balik kebiasaan pengguna. Tetapi, Eyal menyarankan agar pembaca gunakan model ini secara etis dan bijak.
Q5: Apakah buku ini cocok untuk pemula dalam dunia bisnis digital?
A: Sangat cocok. Buku ini memberikan kerangka kerja sederhana yang bisa diterapkan oleh siapa saja yang ingin membangun produk yang membuat pengguna loyal.